GKJW Jemaat Kebonagung: Warta Jemaat 22 April 2012

Kamis, 26 April 2012

Warta Jemaat 22 April 2012

No : 27/VII G/PHMJ/04/2012

Tanggal : Minggu, 15 April 2012

Renungan Singkat :

Lukas 24:38

MANGU-MANGU

“yagene kowe padha kaget apa sababe dene kowe kathukulan rasa mangu-mangu ana ing sajroning atimu?”

Wonten unen-unen “mangu-mangu punika bebukanipun kapitadosan” estunipun mangu-mangu bade ndadosaken kita pitados yen mangu-mangu menika pikantuk wangsulan ingkang ngantepaken kita. Wonten ing babagan iman menapa ugi mekaten?

Para sakabat mangu-mangu nalika pinanggih Gusti Yesusawit estunipun para sakabat mboten estu mangertos menapa dhawuhipun Gusti Yesus nalika taksih ngempal kaliyan para sakabat. Para sakabat mangu-mangu awit ingkang dipun mangertosi inggih menika Gusti Yesus sampun seda. Estunipun pawartos sedanipun Gusti ugi kasarengan kaliyan pawartos wungunipun. Ingkang dipun emuti dening para sakabat namung sedanipun Gusti. Karana seda menika pinasthi. Dene wungu estu kaetang mokal, karana pancen mboten wonten tiyang seda saged wungu malih. Para sakabat namung menggalih pamanggihipun piyambak, boten menggalih dhawuhipun Gusti.

Wonten gesang kita ugi makaten. Yen kita namung pitados dhateng Gusti ingkang seda tamtu kita ugi nggadhahi iman ingkang sedhih, sumelang lan ajjrih kemawon.

Yen kita langkung asring namung menggalih pemanggih kita piyambak, kita badhe asring nggadahi raos mangu-mangu. Yen nggadahi masalah menika saged uwal. Yen kita nandhang sakit, kita gampil nalangsa lan sisah. Yen kraos mangu-mangu boten dados menapa, menika limrah. Nanging manga enggal menggalih dhawuhipun Gusti ingkang yektos bilih Gusti Yesus saestu gesang lan kagungan pangwasa ingkang nglangkungi sadhengah prakawis lan panandhang.

MANGU-MANGU KEDAH NAMUNG WIWITAN “CANDHAKIPUN KEDAH NGUPADI ANTEPING WANGSULAN”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penjabaran Tema

Wujudkan mengandung arti sebuah ajakan untuk sebuah tindakan secara nyata yang secara sadar, terencana dan terstruktur dalam melaksanakan program

GKJW yang dimaksudkan adalah seluruh elemen GKJW termasuk didalamnya adalah seluruh warga GKJW

Mandiri (dalam Teologi, Daya dan Dana) yang dimaksud adalah : (1) Bukan menjadi gereja yang mapan (establish) sehingga statis; (2) Tidak tertutup (introvert) yang hanya memikirkan sendiri; (3) Tidak menyisihkan diri (extrovert); (4) Tetapi menjadi gereja yang terbuka yang selalu mengikuti dan mempertimbangkan perubahan yang terjadi dimasyarakat Gereja (dinamis); (5) Menjadi gereja yang mau saling memberi dan menerima dengan yang lain (interdepedence)

Berarti yang dimaksud adalah bahwa keberadaan GKJW beserta warganya mempunyai arti atau bermakna untuk menjadi berkat, selalu diharapkan kehadirannya, selalu dibutuhkan keberadaannya tetapi tidak terjebak dalam konteks GKJW Centris yang secara sadar merasa yang paling baik dan secara sengaja mendominasi segala hal.

Sesama Ciptaan yang dimaksud adalah bagi sesama manusia yang antara lain sesama warga GKJW sebagai panggilan Patunggilan Kang Nyawiji, sesama umat sebagai panggilan untuk beroikumene dan umat yang lain sebagai persaudaraan sejati. Bagi Ciptaan lain adalah Lingkungan alam sekitar kita (Tanah, Air, Hewan dan Tumbuhan)

Tri Kemandirian

Kemandirian di Bidang Teologia, berarti : (1) Mempunyai dan menghayati motivasi hidup yang bersumber dari kehendak dan firman Tuhan, (2) Mempunyai wawasan hidup yang berisi pemberlakukan kasih kepada Tuhan dan sesame, (3) Memberlakukan sikap hidup dan pola yang mengacu kepada kepentingan dan kelestarian kesejahteraan bersama

Kemandirian di Bidang Daya, berarti : (1) Adanya jumlah maupun mutu warga yang memadai dan keterlibatannya dalam semua kegiatan pelayanan yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab, (2) Adanya pejabat khusus yang menunaikan tugas dengan penuh tanggung jawab dan penuh pengabdian untuk mencapai tujuan dari ada dan berdirinya gereja, (3) Adanya pembinaan diri yang berkesinambungan dari warga dan para pejabat khusus seiring dengan pemberlakuan visi dan misi gereja dengan kenyataan kehidupan yang berubah dan berkembang.

Kemandirian di Bidang Dana, berarti : (1) Adanya kesadaran warga untuk memberikan persembahan dengan sukarela dan tulus serta penuh ucapan syukur, (2) Adanya dana yang cukup yang berasal dari dalam diri warga atau gereja untuk menunjang dan membiayai semua kegiatan pelayanan, (3) Tidak adanya ketergantungan dana dari pihak lain untuk menunjang kehidupan dan kegiatan pelayanan gereja, (4) Adanya kesadaran dan kesediaan untuk saling berbagi berkat Tuhan, (5) Adanya pengelolaan yang bertanggung jawab akan semua berkat Tuhan untuk tujuan ada dan berdirinya gereja.

Diatas semua itu, kemandirian berarti kesediaan lahir batin untuk melaksanakan Karya Tuhan Allah didunia ini supaya Shalom berlaku bagi seluruh dunia dan isinya.

Halaman

Kamis, 26 April 2012

Warta Jemaat 22 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar